Dramaga Tani salah satu toko yang menjual kebutuhan dan peralatan
untuk pertanian bukan hanya peralatan penunjang pertanian tapi juga benih dan
pupuk dari sekala kecil untuk hobi sampai sekala besar untuk kebutuhan
budidaya, toko ini sudah lama dirintis tapi penggunaan nama Dramga Tani itu
sendiri di resmikan tahun 2002 atau bisa dibilang Dramaga Tani secara resmi
berdiri sejak tahun 2002. Tujuan utama dari di dirikaannya toko ini untuk
memenuhi kebutuhan benih dari mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan
toko yang tidak terlalu jauh dari kampus IPB yang terletak di daerah Dramaga
ini di maksudkan untuk mempermudah para mahasiswa mendapatkan kebutuhan benih
dan alat penunjang pertanian lainnya yang mereka butuhkan, toko ini sedindiri
merupakan gagasan dari dosen yang mengajar di IPB khususnya di bagian Ilmu dan
Teknologi Benih serta Pemuliaan Tanaman.
Seiring berjalannya waktu, Dramaga Tani yang mulanya hanya
menyediakan kebutuhan benih dan peralatan pertanian untuk mahasiswa mulai
menjual benih dan peralatan pertanian kepada masyarakat umum karena adanya
permintaan, karena makin banyak permintaan dari konsumen akhirnya Dramga Tani
memutuskan untuk memperkerjakan orang lain untuk mengurus dan menjalankan toko
tersebut. Bapak Edwin salah satu pekerja mengatakan bahwa ia sudah bekerja
semenjak tahun 2005 di toko tersebut dan mengatakan bahwa makin banyak konsumen
yang berasal bukan hanya dari mahasiswa, sekitar 70% konsumen masih mahasiswa
entah itu dari IPB ataupun dari kampus pertanian sekitar, 20% konsumen lainnya
adalah petani, dan 10% sisanya merupakan masyarakat yang menjadikan kegiatan
bercocok tanam ini menjadi hobi belaka.
Dramaga Tani menjual benih dengan sistem konsinyasi dimana peodusen
menitipkan benih pada toko tersebut lalu saat benih itu terjual maka produsen
mendapat hasil penjualannya tetapi jika tidak terjual maka benih yang tersisa
akan di kembalikan dan di tarik oleh produsen. Ada pun komoditi yang di
sediakan oleh toko tersenut adalah beberapa macam palawija dan hortikultura,
tanaman hias, serta benih tanaman kehutanan. Khusus untuk tanaman kehutanan ini
dilihat dari masa dormannya, salah satu benih tanaman kehutanan yang di
sediakan oleh toko tersebut adalah sengon.
Jika anda datang ke toko ini anda akan melihat berbagai benih yang di
simpan di dalam display kaca, selain ada benih yang di simpan di display kaca
untuk kebutuhan pemasaran juga ada yang di simpan di ruangan yang memiliki
pendingin ruangan untuk mempertahan viabilitas benih itu sendiri, menurut Pak
Edwin benih yang di simpan di dalam display tidak akan rusak selama kemasan
benih masih tersegel dengan rapat dan rapih.
Dramaga Tani memenuhi permintaan konsumen untuk benih dengan cara
menjual benih dari perusahaan- perusahaan besar yang sudah tersertifikasi
benihnya, tetapi selain itu toko tersebut ini juga menjual benih yang belum
tersertifikasi tetapi sudah terdaftar di Kementrian Pertanian, toko tersebut
juga menujual benih curah yang di titipkan dari petani sekitar yang tidak
tersertifikasi juga tidak terdaftar dengan harga yang jauh lebih murah tetapi
benih curah ini tidak bisa dipastikan berapa persen viabilitas benih tersebut.
Pak Edwin selalu memberi semua informasi yang di butuhkan untuk
konsumennya seperti masa kadaluarsa dan viabilitas benih, tetapi untuk benih
yang berasal dari perusahaan besar Pak Edwin mengaku bahwa ia tidak terlalu
risau karena setiap sebulan sebelum benih kadaluarsa salsatu pegawai dari
perusahaan tersebut datang dan menarik semua benih yang akan memasuki tanggal
kadaluarsa dan memperbaharui semua benih tersebut. Selain itu juga Dramaga Tani
juga memproduksi beninya nya sendiri yaitu jagung hasil dari kerja sama Dramaga
Tani dengan departemen Agronomi IPB.
Secara berkala Pak Edwin mengaku sering datang ke seminar yang di
adakan oleh IPB untuk menambah informasi yang ia butuhkan untuk membantu
konsumennya yang masih pemula dalam bercocok tanam dan tidak mengetahui apa
yang pertama kali untuk dilakukan, selain member informasi yang di buthkan
Dramaga Tani juga menyediakan klinik tanaman untuk konsultasi serta menyediakan
konsultasi secara intens dengan biaya yang sudah terlampir sesuai keinginan
dari konsumen.
Hampir 10 tahun Pak Edwin bekerja di toko tersebut dan menyampaikan
bahwa produsen benih yang paling banyak di cari dan di minati adalah East West
Panah Merah, sedangkan komoditi tanaman yang paling banyak di jual adalah
jagung, biasanya benih jagung banyak di cari oleh petani untuk kebutuhan
budidaya, lalu yang paling banyak setelah benih jagung ada beragam benih dari
komoditi tanaman hortikultura.
Pak Edwin mengatakan bahwa akhir- akhir ini permintaan benih dari
petani mulai menurun karena adanya degradasi lahan yang menjadikan lahan
pertanian beralih fungsi, lalu banyak petani yang memilih pasar tradisional
untuk menjual benih nya dan mencari benih semurah yang mereka dapatkan walaupun
belum tersertifikasi. Konsumen yang datang ke toko tersebut sangatlah beragam
“kalau mahasiswa yang datang gampang ngelayaninnya, kalau petani yang datang
juga gampang kecuali yang baru mulai bertani skala besar agak panjang nanya
nya, nah ada yang lebih panjang nanya nya yang baru mulai nanem” tutur Pak
Edwin saat saya bertanya bagaimana rasanya menjadi penjual benih di toko
Dramaga Tani ini.
Dramaga Tani yang mulanya bertujuan hanya untuk menyediakan benih
kebutuhan dari mahasiswa kini berubah menjadi penyedian benih bagi siapa pun
yang membutuhkannya, benih bisa dikatan sebuah harapan, walaupun ada kata
dormansi tapi benih itu pasti akan tumbuh suatu saat, saat benih di tanam
dengan perlakuan yang baik maka dia kan berkecambah dengan baik lalu tumbuh
dengan subur, begitu pun dengan harapn dan mimpi kita saat kita memupuk dan
tetap fokus pasti akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Bercocok tanam
bukan hanya saat untuk kita mengkotori tangan kita dengan tanah tetapi itu saat
kita mulai sadar bahwa dari bercocok tanam kita akan bisa mengisi perut kita
dan mulai berfikir. Karena kita ada karena kita berfikir.
-Riska & Denia-
Agroekoteknologi
Universitas Trilogi