Riska Rosmala Dewi
14104004
Agroekoteknologi, Fakultas
Bioindustri Universitas Trilogi
Iklim
Matahari
Yaitu
iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan
bumi. Daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar
matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak
menerima sinar matahari, berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim
tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin/ kutub.
Iklim
Koppen
Wladimir
Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman yang membagi iklim berdasarkan curah
hujan dan temperature mendai lima tipe iklim :
1. Iklim
A, yaitu iklim hjan tropis, dengan cirri temperature bulanan rata-rata lebih
dari 18̊ C, suhu tahunan 20̊ C – 25 ̊C dengan curah hujan bulanan lebih dari
60mm.
2. Iklim
B, yaitu iklim kering/gurun, dengan cirri curah hujan lebih kecil daripada
penguapan, daerah ini terbagi menjadi iklim stepa dan gurun.
3. Iklim
C, yaitu iklim dingin, dengan ciri temperature bulan terdingin -3̊ C - 18̊ C,
daerah ini terbagi menjadi :
·
Cs (iklim sedang laut dengan musim panas
yang kering)
·
Cw (iklim ssedang laut dengna musim
dingin yang kering)
·
Cf (iklim sedang darat dengan hujan
dalam semua bulan)
4. Iklim
D, yaitu iklim dingin, dengan cirri temperature bulan terdingin kurang dari 3̊
C dan temperature bulan terpanas lebih dari 10̊ C, daerah ini terbagi menjadi
Dw, Df
·
Dw adalah iklim sedang (darat) dengan
musim dingin yang kering
·
Df adalah iklim sedang (darat) dengan
musim dingin yang lembab.
5. Iklim
E, yaitu iklim kutub, dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10̊
C daerah ini terbagi menjadi :
·
ET iklim tundra
·
DF iklim salju
Iklim
Schamidt – Ferguson
Schamidt
dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bualan
yang dirumuskan sebagai berikut :

Di
Indonesia terbagi menjadi 8 tipe iklim :
a. Kategori
sangat basah, nilai Q = 0 – 14,3 %
b. Kategori
basah, nilai Q = 14,3 – 33,3 %
c. Kategori
agak basah, nilai Q = 33,3 – 60%
d. Kategori
sedang, nilai Q = 60 – 100%
e. Kategori
agak kering, nilai Q = 100 – 167%
f. Kategori
kering, nilai Q = 167 – 300%
g. Kategori
sangat kering, nilai Q = 300 – 700%
h. Kategori
luar biasa kering, nilai Q = lebih dari 700%
Klasifikasi
Iklim Oldeman
Oldeman
membagi iklim menjadi 4 tipe iklim yaitu :
·
Ikllim A, iklim yang memiliki bulan
basah lebih dari 9 kali berturut-turut
·
Iklim B, iklim yang memiliki bulan basah
7-9 kali berturut-turut
·
Iklim C, iklim yang memiliki bulan basah
5-6 kali berturut-turut
·
Iklim D, iklim yang memiliki bulan basah
3-4 kali berturut-turut
Berdasarkan
urutan bulan basah dan kering dengan ketentuan tertentu diurutkan sebagai
berikut :
a. Bulan
basah bila curah hujan lebih dari 200mm
b. Bulan
lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
c. Bulan
kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
A. Jika
terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan
B. Jika
terdapat 7-9 bulan basah berurutan
C. Jika
terdapat 5-6 bulan basah berurutan
D. Jika
terdapat 3-4 bulan basah berurutan
E. Jika
terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan
Pada
dasarnya criteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda
dengan yang digunakan oleh Koppen atau Schamidt – Ferguson. Bulan basah yang
digunakan Oldeman adalah sebagai berikut : bulan basah apabila curah hujan
lebih dari 200 mm. bulan lembab apabila curah hujannya 100 – 200 mm. bulan
kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.
Klasifikasi
Iklim Yunghunh
Pembagian iklim didasarkan pada
ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis vegetasi, zona iklimnya terbadi
menjadi 5 zona :
a. Zona
iklim panas. Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 ̊C (padi,
jagung, tebu, dan kelapa)
b. Zona
iklim sedang. Ketinggian 700 – 1500 m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 22 ̊C
(kopi, teh, kina dan karet)
c. Zona
iklim sejuk. Ketinggian 1500 – 2500 m, suhu rata-rata tahunan 11 – 15 ̊C (cocok
untuk tanaman holtikultura)
d. Zona
iklim dingin. Ketinggian 2500 – 4000 m, dengan suhu rata-rata 11 ̊C (zona ini
tumbuhan yang ada berupa lumut)
e. Zona
iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 4000 m dari permukaan laut, di daerah
ini tidak terdapat tumbuhan